Jauh sebelum
munculnya internet, matchmaking dan
perkenalan melalui perantara, khususnya untuk memfasilitasi pernikahan, telah
menjadi bagian the marriage-courtship
market. Dulu, Mak comblang hanya
dicari oleh para orangtua yang ingin mencarikan jodoh bagi anaknya. Salah
satunya muncul perusahan komersial yang memang
memfokuskan jasa nya untuk mencarikan pasangan secara online.
Pencarian jodoh secara online sebenarnya
sudah dapat ditemukan, namun pada saat itu pengenalan online dating bersifat pemasangan iklan-iklan dalam halaman web.
Lalu mulai terciptalah websites yang
mengakomodir orang-orang dari penjuru dunia dengan cara memiliki akun dalam website tersebut dan dapat mencari
teman- teman dari bagian dunia lainnya. Diantara websites yang ada, yang terbesar diciptakan di Inggris, website ini
adalah kombinasi dari dua websites yang
telah ada yang di daftarkan oleh orang yang sama, yaitu kiss.com dan match.com.
Setelah itu, keberadaan online dating
websites menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Di yahoo!,
setidaknya terdapat 16 online dating websites.
Survei yang cukup mengejutkan, sebagaimana dilansir oleh
sebuah koran online, bahwa online dating lebih berhasil daripada
yang pernah dibayangkan orang-orang selama ini. Penelitian yang dilakukan oleh
Dr. Jeff Gavin dari University of Bath,
Dr. Adrian Scott dari University of Bath,
dan Dr. Jill Duffield dari University of
the West of England, menunjukkan bahwa 94% dari pasangan-pasangan yang
menjalani online dating, setelah
pertemuan pertama mereka, pasti memutuskan untuk bertemu lagi untuk
pertemuan-pertemuan selanjutnya, hubungan ini setidaknya berlangsung dan
bertahan selama tujuh bulan- satu tahun, dan 18% dari mereka dapat bertahan
hingga lebih dari satu tahun.Survei menunjukkan bahwa dibanding pelaku online dating perempuan, pelaku pria
jauh lebih bergantung secara emosional kepada e-partner nya dan lebih berkomitmen pada hubungan tersebut. Semakin
pasangan-pasangan ini terlibat dalam stimulus online dating, tidak hanya sebatas mengirimkan e-mail, maka semakin mereka saling bergantung satu sama lain dan
semakin mereka saling mengerti secara emosional. Mereka yang saling bertukar
hadiah dan sering berbicara melalui telepon sebelum pertemuan mereka, memiliki
hubungan yang lebih berkomitmen dan lebih dalam artinya bagi mereka.
Pada penelitiannya juga ditemukan bahwa mereka yang
menggunakan aplikasi online datting, hampir
tidak pernah menggunakan webcam, alat
yang memberikan mereka kesempatan untuk melakukan komunikasi tatap wajah, dalam
bulan-bulan pertama perkenalannya, mereka lebih memilih untuk menyimpan
identitas mereka dan mempertahankan keadaan anonim, sehingga memberika mereka
kesempatan untuk mengutarakan dan mengekspresikan emosi mereka secara lebih
leluasa, dibanding dalam kehidupan nyata.
Contoh pengguna aplikasi pencarian jodoh online
Biro jodoh online eSynchrony. Mereka pun berhasil menyatukan beberapa pasangan yang memulai pertemuan dari kencan online.
Contoh pengguna aplikasi pencarian jodoh online
Biro jodoh online eSynchrony. Mereka pun berhasil menyatukan beberapa pasangan yang memulai pertemuan dari kencan online.
- Seperti pasangan Vivian dan Joseph yang kini resmi menjadi kekasih melalui dunia maya. Keduanya mengaku tak menyangka akan menemukan pasangan hidup secara digital. Terutama Joseph yang sudah dikecewakan dua kali oleh pasangan kencan online sebelum Vivian. Kencan pertama sungguh berkesan bagi keduanya. Bahkan, mereka tak segan untuk membuka impian kencan pertama sebagai bahan pembicaraan. Selain itu, mereka merasa lepas untuk saling melemparkan candaan.Tak butuh waktu lama bagi mereka menemukan chemistry dan memutuskan membawa kisah cinta mereka dalam dunia nyata.
- Kisah lainnya datang dari pasangan Alan dan Erika yang kini telah membina rumah tangga dan dikaruniai seorang anak. Cerita mereka berawal dari notifikasi yang diterima Alan dari konsultan yang mengatur kencan pertama mereka. Alan dan Erika sepakat untuk makan malam pada 22 April 2010. Hingga akhirnya Alan memberanikan diri melamar Erica. Alan sangat bahagia ketika Erica juga merasakan hal yang sama dan menerima pinangannya. Mereka pun mengikat janji sehidup semati pada 23 Januari 2011.
- Menambah teman baru.
- Mendapat teman yang memiliki hobi yang sama.
- Hemat waktu dan biaya.
- Mengurangi rasa grogi.
- Mendapatkan jodoh.
Dampak negatif dari jodoh online
- Informasi (foto, biodata, dan alamat) yang dicantumkan bisa saja palsu
- Rentan terhadap penipuan
- Pemalsuan status relationship
Jika melihat hasil studi
literatur dan observasi, menjalin hubungan via online hanyalah sebagai perantara lain dalam menemukan pasangan.
Justru menurut penulis, fenomena ini merupakan suatu peristiwa khusus bagaimana
dua orang dapat menumbuhkan rasa cinta tanpa pernah bertem. Namun dalam menggunakan aplikasi tersebut user harus tetap waspada terhadap user lain yang menggunakan identias plasu.
DAFTAR PUSTAKA:
http://www.sciencedaily.com/releases/2005/02/050218125144.htm
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2416515/kisah-pasangan-yang-disatukan-lewat-dating-online-tertarik-coba
http://alltutorial.net/plus-minus-aplikasi-online-dating/
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2416515/kisah-pasangan-yang-disatukan-lewat-dating-online-tertarik-coba
http://alltutorial.net/plus-minus-aplikasi-online-dating/